A. HAKIKAT MANUSIA
Ada beberapa pernyataan mengenai manusia yang dapat digolongkan sebagai bernilai filsafati, seperti :
Benda mati -> tumbuhan -> binatang -> manusia
Tumbuhan = benda mati + hidup ----> tumbuhan memiliki jiwa hidup
Binatang = benda mati + hidup + perasaan ----> binatang memiliki jiwa perasaan
Manusia = benda mati + hidup + akal ----> manusia memiliki jiwa rasional
Aristoteles yang menganggap manusia adalah animal rationale, karena, menurutnya, ada tahap perkembangan :
Benda mati -> tumbuhan -> binatang -> manusia
Tumbuhan = benda mati + hidup ----> tumbuhan memiliki jiwa hidup
Binatang = benda mati + hidup + perasaan ----> binatang memiliki jiwa perasaan
Manusia = benda mati + hidup + akal ----> manusia memiliki jiwa rasional
Disamping itu, Aristoteles juga menyatakan bahwa manusia adalah zoon poolitikon atau makhluk social dan "makhluk hylemorfik", terdiri atas materi dan bentuk-bentuk.
· Ernest Cassirer berpendapat bahwa manusia adalah animal simbolikum, yaitu ialah binatang yang mengenal simbol, misalnya adat-istiadat, kepercayaan, bahasa. Inilah kelebihan manusia jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Itulah sebabnya manusia dapat mengembangkan dirinya jauh lebih hebat daripada binatang yang hanya mengenal tanda dan bukan simbol.
· Islam memandang manusia sebagai khalifatullah, yakni khalifah Allah. Ketika kata khalifah digunakan untuk manusia, kata ini mempunyai arti yang netral. Maksudnya bisa untuk kebaikan dan bisa pula untuk keburukan.
Manusia adalah khalifah dari Allah dan Allah adalah puncak segala kebaikan dan kesempurnaan. Dengan demikian manusia adalah titisan dari kebaikan dan kesempurnaan-Nya. Jadi manusia berkedudukan sebagai wakil atau pengganti Allah di muka bumi. Yaitu manusia yang mempunyai kemampuan untuk mengatur dan mengubah alam. Manusia yang sedikit banyak mengetahui rahasia alam.
Jika seseorang bertanya mengenai apa hakikat manusia itu, maka jawabannya akan berupa suatu "filsafat". Dalam hal ini yang dikemukakan bukan lagi susunan tubuhnya, kebudayaannya dan hubungannya dengan sesama manusia, akan tetapi hakikat manusia yang ada di balik tubuh, kebudayaan dan hubungan tadi. Alm. Anton Bakker, dosen Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada menggunakan istilah "antropologi metafisik" untuk memberi nama kepada macam filsafat ini. Jawaban yang dikemukan bermacam-macam antara lain:
· Monisme, yang berpendapat manusia terdiri dari satu asas. Jenis asas ini juga bermacam-macam, misalnya jiwa, materi, atom, dan sebagainya. Hal ini menimbulkan aliran spiritualisme, materialisme, atomisme.
· Dualisme, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas dua asas yang masing-masing tidak berhubungan satu sama lain, misalnya jiwa-raga. Antara jiwa dan raga tidak terdapat hubungan.
· Triadisme, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas tiga asas, misalnya badan, jiwa dan roh.
· Pluralisme, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri dari banyak asas, misalnya api, udara, air dan tanah.
Pendapat lain menyatakan bahwa, untuk mengetahui apa hakikat manusia itu, dapat dilihat dari dua hal berikut, yaitu kesadaran diri dan kesadaran universal.
Kesadaran Diri. Esensi atau hakikat manusia adalah substansi immaterial yang berdiri sendiri, bersifat illahi (berasal dari alam amr), tidak bertempat di dalam badan, bersifat sederhana, mempunyai kemampuan mengetahui dan menggerakkan badan, diciptakan (tidak kadim) dan bersifat kekal pada dirinya. Ia berusaha menunjukkan bahwa kesadaran jiwa dan sifat-sifat dasarnya tidak dapat diperoleh melalui akalnya saja, tetapi dengan akal dan sara' .
Kesadaran Universal. Tubuh adalah susunan inti materi yang setiap saat berubah dan berganti. Terbatasnya kesadaran bahwa badan bukan lagi sekedar tangan, kaki, kepala. Akan tetapi berubah meluas menjadi kesadaran universal, yaitu kesadaran yang tidak ada batas. Pada tingkat kesadaran ini kita agak bingung, yang mana sebenarnya wujud ini sebenarnya. Karena setelah ditelusuri secara rinci, bahwa badan yang tadinya disadari sebagai sosok laki-laki atau wanita yang punya rupa cantik dan gagah. Pelan-pelan terhapus oleh kesadaran yang lebih luas, yaitu kesadaran jagat raya atau disebut kesadaran makrokosmos. Bahwa wujud badan ini tidak lagi sesempit dulu, aku tidak lagi sebatas kepala, tangan, dan kaki saja. Akan tetapi badanku adalah angin yang bergerak, atom-atom yang bertebaran serta bergantian saling tukar dengan benda-benda yang lain, badanku adalah butiran-butiran zarrah yang saling mengikat dengan tumbuhan, binatang, bumi serta dengan angkasa yang maha luas. Badanku adalah jagad raya. Dimana kesadaran sudah berubah luas dan menjadi satu kesatuan dengan lingkugan kita. Kesadaran ini akan memudahkan mengidentifikasikan siapa diri sebenarnya. Setelah tahu esensi badan ini. Yaitu kesadaran hakiki yang menggerakkan dan mengatur alam semesta.
B. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Bangsa timur adalah bangsa yang didominasi oleh orang Asia. Bangsa timur adalah bangsa yang menjunjung tinggi kesopanan. Hal tersebut bisa dilihat dari cara mereka berpakaian, tutur bahasa dan cara mereka berbicara kepada orang lain, serta cara mereka bersikap dan berperilaku. Bila mereka berbicara terhadap orang yang lebih tua atau yang belum teralalu dikenal. Mereka akan menggunakan tutur bahasa yang sopan.
Masyarakat bangsa timur juga terkenal sebagai bangsa yang ramah tamah serta suka tersenyum. Mereka akan dengan senang menyambut tamu yang datang dengan senyuman dan keramah tamahan mereka. Oleh karena keramah tamahan dan kesopanannya, Masyarakat Bangsa Timur tentu bisa menerima dengan sambutan yang baik sesuatu yang masuk dari luar wilayahnya, yang bisa berupa baik budaya, cara berbicara, dan lain – lain.
Mereka juga terkenal sebagai bangsa yang lebih agamis. Dikarenakan mereka mempunyai bermacam-macam agama dan kebanyakan dari mereka masih mempercayai hal-hal yang mistis. Bagi mereka hal-hal yang mistis adalah suatu hal yang tabu, tapi kebanyakan dari mereka masi percaya akan hal-hal mistik yang diapresiasikan dengan ritual-ritual, sesajen, dan sebagainya.
Bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang suka saling tolong menolong dan gotong royong. Contohnya saja saat terjadi bencana, mereka akan saling tolong menolong sebagai relawan untuk menyelamatkan korban bencana. Selain relawan, mereka juga aktif meminta sumbangan atau menggelar acara amal untuk korban-korban bencana. Dalam hal gotong royong mereka selalu bergotong royong dalam membersihkan lingkungan mereka dan hal sejenisnya.
Masyarakat bangsa timur sangat menghargai orang lain. Mereka tidak segan untuk mengucapkan terima kasih atas apa yang orang lain lakukan untuk mereka. Mereka juga tidak berani berkata kasar kepada orang lain karena itu akan menyakiti hati orang tersebut.
Walaupun di era globalisasi seperti ini, dengan bercampurnya modernisasi dalam bangsa timur, bangsa timur tetap menjaga keaslian dan keutuhan budaya mereka. Mereka tetap menjaga apa yang telah di wariskan oleh para leluhur mereka. Dengan beragamnya kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa timur, hal tersebut merupakan suatu kebanggaan dan ciri khas bangsa timur.
C. BAGAN PSIKO SOSIOGRAM
Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak sadar dan sub sadar.
Disebut sebagai daerah tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri.
Disebut daerah sub sadar karena sewaktu – waktu unsur – unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari – hari.
- Nomor 5 disebut daerah kesadaran yang tidak dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya.
- Nomor 4 disebut daerah kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya.
- Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib. Di sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini.
- Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli. Pada daerah ini semua hubungan yang ada sudah sering kita lihat berbagai contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
- Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Disini manusia tersebut sudah mulai matang terhadap hal apa saja yang akan dihadapi kedepannya.
- Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
D.DEFINISI KEBUDAYAAN
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
4. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat.
6. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
7. Francis Merill
- Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social
- Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
8. Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal.
10. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
11. Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
E.UNSUR KEBUDAYAAN UNIVERSAL
Sebelum membahas lebih jauh apa itu fungsi tujuh unsur kebudayaan universal. Perlu diketahui dulu, apa makna dari fungsi. tersebut.
Istilah fungsi dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan ilmiah sering digunakan dalam berbagai arti yang berbeda. Fungsi dapat diartikan sebagai jabatan atau pekerjaan yang dilakukan. Fungsi juga dipakai dalam matematika, yaitu besaran yang berhubungan, jika besaran yang satu berubah, maka besaran lain ikut berubah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu makna fungsi adalah kegunaan suatu hal. Jadi, fungsi bisa diartikan sebagai hubungan kegunaan sesuatu hal dengan sesuatu tujuan tertentu.
Unsur Kebudayaan Universal
Dari beberapa pendapat yang ada tentang unsur kebudayaan universal, pendapat C. Kluckhohn yang sering dijadikan sebagai referensi. Pendapat C. Kluckhohn tentang tujuh unsur kebudayaan merupakan hasil intisari dari pendapat-pendapat lainnya.
Dalam karyanya yang berjudul Universals Categories of Culture, ia menjelaskan 7 unsur kebudayaan universal yang selanjutnya disebut cultural universals, yaitu sebagai berikut.
1. Sistem kepercayaan (sistem religi)
2. Sistem pengetahuan
3. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
4. Mata pencaharian dan sistem-sistem ekonomi
5. Sistem kemasyarakatan
6. Bahasa
7. Kesenian
Urutan unsur-unsur kebudayaan di atas menurut Koentjaraningrat didasarkan pada mudah atau susahnya suatu unsur kebudayaan mengalami perubahan. Artinya, unsur kebudayaan yang ada pada nomor urut pertama dianggap sebagai unsur kebudayaan universal yang paling sulit berubah, sedangkan urutan yang terakhir merupakan unsur kebudayaan yang paling mudah berubah.
Fungsi Unsur-Unsur Kebudayaan Universal
Pembahasan tentang fungsi unsur kebudayaan mulai muncul setelah Malinowski memunculkan tulisan-tulisan yang beraliran fungsionalisme. Aliran ini memandang bahwa segala sesuatu akan tetap ada jika masih memiliki fungsi, termasuk unsur-unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat.
Berbagai unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat memiliki fungsi untuk memuaskan suatu rangkaian hasrat atau naluri akan kebutuhan hidup manusia yang disebut basic human needs. Misalnya, unsur kebudayaan sistem religi atau agama.
Unsur ini sangat dibutuhkan oleh manusia terutama untuk menjawab ketidakberdayaan manusia dalam mengahadapi berbagai masalah kehidupan yang sulit diterima akal. Agama juga berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Penciptanya.
Sistem pengetahuan berfungsi untuk menjawab kebutuhan manusia akan rasa ingin tahu. Dengan pengetahuan, manusia dapat memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya.
Unsur lainnya, yaitu peralatan dan perlengkapan hidup manusia yang selanjutnya bisa disebut sebagai teknologi, juga mempunyai fungsi yang sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Dengan teknologi, manusia semakin mudah memenuhi segala kebutuhan.
Dalam kehidupan, manusia juga memerlukan mata pencaharian atau sistem ekonomi. Dengan mata pencaharian atau sistem ekonomi, manusia dapat memenuhi kebutuhan produksi, distribusi, maupun konsumsi.
Sistem kemasyarakatan atau sistem sosial juga diperlukan oleh manusia. Manusia mempunyai kecenderungan untuk berkelompok, maka mereka membentuk keluarga dan kelompok sosial lainnya yang lebih besar.
Adapun unsur bahasa dan unsur kesenian juga sangat dibutuhkan oleh manusia. Tanpa bahasa, baik lisan, tulisan, maupun bahasa isyarat, manusia akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi. Dengan kesenian manusia mampu memenuhi kebutuhan rekreasi atau mampu mengapresiasikan perasaan seninya.
F.BUDAYA KEBUDAYAAN MENURUT DIMENSI WUJUDNYA
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
o Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
o Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
o Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
SUMBER INFORMASI/REFERENSI WEB
1.http://haryramadhon.files.wordpress.com/2008/05/hakikat-manusia.doc
2.http://mitasangkodok.blogspot.com/2010/11/kepribadian-bangsa-timur.html
3.http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5593846
4.http://exalute.wordpress.com/2009/03/29/definisi-kebudayaan-menurut-para-ahli/
5.http://windyku.wordpress.com/2011/02/13/3-wujud-kebudayaan-menurut-dimensinya/
6.http://ykaditya.blogspot.com/
7.http://www.yurizone.wordpress.com
10.http://rki.kbs.co.kr/src/images/news_zoom/z_e_061123_l.jpg
STUDI KASUS MENGENAI KEBUDAYAAN
Dari materi di atas, jika saya menganalisis dari situasi di zaman sekarang, dapat saya ambil kesimpulan bahwa kebanyakan dari Masyarakat Bangsa Timur lebih cepat mengingat gaya budaya bangsa lain dibandingkan budaya bangsa sendiri dan juga kurangnya minat masyarakat terhadap kebudayaan bangsanya sendiri. Seharusnya Masyarakat Bangsa Timur bisa mempertahankan kebudayaannya dan menerapkannya kesetiap generasi dibawahnya, agar kebudayaan bangsa sendiri tidak terhapus oleh kebudayaan bangsa lain seiring berjalannya waktu. Namun juga ada kekurang lain dari Masyarakat Bangsa Timur yaitu rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri yang dikarenakan oleh plagiatisme budaya yang dilakukan oleh bangsa lain yang bangsa itu sendiri tidak mau mempertahankan kebudayaan itu sendiri tetapi bila kebudayaan bangsa itu sendiri dicuri bangsa tersebut tidak menerima jika kebudayaan bangsanya dicuri oleh bangsa lain, sedangkan dari diri bangsa itu sendiri tidak ada kesadaran untuk mempertahankan dan melestarikan budaya bangsanya.
Oleh karena itu, seharusnya kita lebih peduli terhadap budaya kita, agar tidak diklaim oleh bangsa lain dan dengan mengajarkan kepada generasi muda arti pentingnya menjaga budaya, niscaya budaya kita akan lestari hingga akhir waktu. . . .
(Hendriansyah Alrofia Rizki)