Minggu, 27 Maret 2011

Ilmu Budaya Dasar Mengenai Manusia dan Pandangan Hidup

 

 

A.PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP

 

image

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu mernpakan basil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terns menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal. sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk, yang disebut pandangan hidup.

 

B.BERBAGAI MACAM SUMBER PANDANGAN HIDUP

Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dan 3 macam :

(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya

(B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat pada negara tersebut.

C) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hid up yang relatif kebenarannya.

 

C.PANDANGAN HIDUP MUSLIM

 

image

Menurut  agama Islam “hidup itu adalah perjuangan atau berjihad dalam melaksanakan amanat Allah”.Sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W. yang ditujukan kcpada para pengikutnya:"Bckerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra'du ayat II : "sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri". Dari haidst dan firman ini dapat dinyatakan bahwa manusia perlu kerja keras untuk memperbaiki nasibnya sendiri.

Sedangkan kehidupan di akhirat merupakan hal yang diyakini kebenarannya secara mutlak, dan pencapaian kebahagiaan manusia di akhirat adalah sangat tergantung kepada pengisian perjuangan di dalam dunia dalam melaksanakan amanat Allah (baik ditinjau dari kedudukan manusia sebagai ‘abid atau “hamba Allah” maupun sebagai “kholifatul fi lardhi” atau “kholifah Allah di muka bumi”, dengan tugas utama untuk “membangun kemakmuran di muka bumi”}, termasuk menda’wahkannya kepada seluruh umat manusia.

Dalam upaya pelaksanaan mencapai tujuannya, menurut masing-masing pandangan hidup yang berbeda-beda itu, kadang-kadang mempunyai cara, taktik dan teknis pelaksanaan yang sama. Perbedaannya hanya terletak pada prinsip-prinsip dasar seperti motivasi, landasan, pedoman serta tujuan hidup, dan bukan pada teknis upaya mencapai tujuan.

 

D.PENGERTIAN IDEOLOGI

Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut ideologi negara.

Pandangan hidup pada dasamya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita - cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.

 

E.PENGERTIAN CITA-CITA

image

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.

Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belurn mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belurn dipenuhi sehinga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf angan-angan.

Antara masa sekarang yang merupakan rcalita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu yang memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri.Sebaliknya dengan anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas.

Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat discbut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita. sedangkan faktor yang menghambat mcrupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita, Misalnya sebagai bcrikut ;

Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam satu kclas, keduanya bercita-cita menjadi sarjana. Amir anak orang yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai cita-citanya tidak mcngaiami hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi ckonomi orang tuanya merupakan faktor yang menguntungkan atau mcmudahkan mcncapai cita-cita si Amir. Scbaliknya dcngan Budi yang orang tuanya ekonominya lemah, mcnycbabkan ia tidak mampu mcncapai cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang Icmah mcrupakan hambatan bagi Budi dalam mencapai cita-citanya.

Faktor tingginya cita-cita yang mcrupakan faktor kctiga dalam mcncapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang mcnggantungkan cita-citanya sctinggi bintang di langit. Tetapi bagaimana faktor manusianya, mampukah yang bcrsangkutan mcncapainya: demikian juga faktor kondisinya memungkinkan hal itu. apakah dapat merupakan pcndorong atau penghalang cita-cita. Sementara itu ada lagi anjuran. agar scscorang mcncmpatkan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kcmampuannya. Pcpatah mcngatakan "bayang-bayang setinggi badan", artinya mcncapai cita-cita scsuai dengan kcmampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang sccara bertahap mcncapai apa yang diidam-idamkan. Pada umumnya dilakukan dengan pcnuh pcrhitungan scsuai dcngan kcmampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilaluinya.

Pada mulanya Basir adalah seorang pcdagang kecil, pcdagang kaki lima. Ia menyadari bahwa dengan modalnya yang kecil maka dcngan susah payah diperolehnya keuntungan yang berarti. Karcna itu dengan hematnya disisihkan uang keuntungannya untuk memperbesar modalnya. Hal itu berhasil diperolehnya, sehingga dengan modal yang lebih besar ia dapat menjadi pedagang menengah. Dan dengan ketekunannya lagi dilanjutkan kegiatannya dalam dagang. Dcngan kejujuran serta kesungguhannya dapatlah ia memperbesar usahanya melalui kredit yang dipercayakan bank kepadanya. Dengan pengalaman sebagai bekal, kesungguhan serta kepercayaan yang dapat diberikan kepada relasinya, Basir berhasil menjadi pedagang besar. Cita-citanya berangsur dari pedagang kecil kepedagang menengah, dan akhimya tercapai menjadi pedagang besar.

 

F.PENGERTIAN DAN MAKNA KEBAJIKAN

Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sarna dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan nonna-nonna agama dan etika,

Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik

Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.

Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong. saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling mernbenci, saling merugikan, dan sebagainya.

Manusia sebagai mahluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berekembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai mahluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai mahluk Tuhan.

Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang. untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu, nilai suara hati amat besar dan penting dalam hidup manusia. Misalnya orang tahu, bahwa membunuh itu buruk, jahat: suara hatinya mengatakan demikian, narnun manusia kadang-kadang tak mendengarkan suara hatinya.

Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseoraang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan suara hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat atau bertindak menurut suara hati, maka tindakan atau perbuatan itu adalah baik. Sebaliknya perbuatan atau tindakan berlawanan dengan suara hati kita, maka perbuatan atau tindakan itu buruk. Misalnya, suara hati kita mengatakan "tolonglah orang yang menderita itu", dan kita berbuat menolongnya. maka kita membuat kebajikan. Sebaliknya, apabila hati kita berkata demikian, namun kita hanya seolah-olah tak mendengarkan suara hati itu, maka munafiklah kita.

Karena merupakan anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan suara masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu. Sebagaimana suara hati tiap pribadi itu pasti selalu menginginkan yang baik, maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi itu pun pasti suara hatinya juga menginginkan yang baik, maka masyarakat yang terdiri alas pribadi-pribadi pasti suara hatinya juga menginginkan yang baik untuk kehidupan masyarakatnya. Sebab itu jika benar-benar berdasarkan pada suara hati anggota-anggotanya, suara hati masyarakat pada dasarnya adalah baik. Misalnya. warga disuatu daerah menghendaki kerja bakti dengan mengadakan pembersihan saluran air di kampung. Bila kita ikut beramai-ramai kerja bakti, berarti kita mengikuti suara hati masyarakat. kerja bakti itu. Tetapi bila kita tidak mengikutinya berarti kita tidak mau mengikuti suara hati masyarakat.

Sesuatu yang baik bagi masyarakat. berarti baik bagi kepentingan masyarakat. Tetapi dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi kepentingan umum/masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau segelintir orang didalamnya atau sebaliknya. Dengan demikian, seseorang hams tunduk kepada apa yang baik bagi masyarakat· umum.

Contoh : Budi tidak setuju jalan di depan rumahnya diperlebar, karena harus memotong bagian depan rumahnya. Tetapi masyarakat kampung mengusulkan dan telah disetujui jalan itu hams diperlcbar demi keamanan. Akhimya karena desakan seluruh warga, dengan sangat terpaksa Budi menyetujuinya.

Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suara atau pendapat umum. Disini tidak berarti bahwa pendapat umum atau kepentingan umum itu di atas segala-galanya, sehingga suara hati, pendapat atau kepentingan pribadi-pribadi diperkosa begitu saja.

Sebagai mahluk Tuhan, manusiapun hams mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan. kehendak Tuhan berbentuk hukum Tuhan atau hukum agama.

Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.

Baik-buruk, kebajikan dan ketidakbijakan menimbulkan daya kreatifitas bagi seniman. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi kebajikan dan ketidakbajikan.

Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik. yang bermaksud meneari keuntungan diri sendiri.

Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah lakU setiap orang berbeda-beda.

 

G.FAKTOR PENENTU TINGKAH LAKU SESEORANG

 

image

Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal. Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalarn kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sarna? Hal itu disebabkan, karena sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sang at banyak; pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara bermacarn-macarn sehingga menghasilkan anak yang bermacarn-macarn juga (prinsip variasi dalarn keturunan). Narnun mereka yang bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata, yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara sekandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi atau pembuahan itulah terjadi pembentukan temperamen seseorang.

Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah Iingkungan (environ- ment). Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alarn kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir (masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alarn pertarna ). Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalarn lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak yang lebih tua merupupakan panutan seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang baik-baik, maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan baikjuga. Dalarn lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu ternan-ternan sekolah ikut serta memberikan andilnya, Dalam lingkungan sekolah tokoh panutan seorang anak sudah memiliki posisi yang lebih luas dibandingkan dengan dalam keluarga. Pembentukan pribadi dalarn sekolah terjadi pada masa anak-anak at au masa sekolah. Lingkungan ketiga adalah masyarakat, yang menjadi panutan bagi seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah anak-anak menjadi dewasa atau duduk di perguruan tinggi. Selain tokoh-tokoh dalam rumah tangga, sekolah dan masyarakat yang merupakan person, kepribadian seorang anak juga memperoleh pengaruh dari benda-benda atau peralatan dalarn lingkungaan tersebut yang merupakan non person. Karena itu dalarn pembentukan kepribadian pada umumnya anak-anak kota lebih trampil dibandingkan dengan anak pedesaan, namun dalarn hubungan bermasyarakat lebih-Iebih yang beIjenjang anak-anak dari daerah pedesaan lebih unggul.

Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pemah diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalarnan manis yang sifatnya positif. memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengarnbil tindakan. Mungkin sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang mau menolong orang dalarn kesusahan. tetapi karena pemah memperoleh pengalaman pahit waktu mau menolong seseorang sebelumnya, maka niat baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalaman inilah yang merupakan pembentukan budaya dalarn diri seseorang.

Dalam prakteknya, dari ketiga faktor diatas, yaitu hereditas, lingkungan, dan pengalarnan. manakah yang paling dominan ? Sulit diberikan jawaban, karen a ketiga-tiganya terjalin erat sekali. Disarnping itu ketiga faktor tersebut dalarn membentuk pribadi seseorang berbeda kekuatannya dengan pembentukan pada pribadi lain.

 

H.PENGERTIAN USAHA/PERJUANGAN

Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita, Setiap manusia hams kerja keras untuk kelanjutan hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita mcnjadi kaya, ia hams kerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan. ia harus rajin belajar dan tekun serta memenul-: semua ketentuan akademik.

Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Pam ilmuwan lebih banyak bekerja keras dcngan otak/ilmunya daripada dengan jasmaninya. Sebaliknya pam buruh, petani lebih banyak menggunakan jasamani daripada otaknya. Para tukang dan pam ahli lebih banyak menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak kerja otak daripada jasmani. Sebaliknya para prajurit lebih ban yak kerja jasmani daripada otak.

Kerja keras pada dasamya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan hark at dan martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu.

Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras. Sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W. yang ditujukan kcpada para pengikutnya:"Bckerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra'du ayat II : "sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri". Dari haidst dan firman ini dapat dinyatakan bahwa manusia perlu kerja keras untuk memperrbaiki nasibnya sendiri.

Untuk bekerja kerns manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian/ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan/keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian/ketrampilan itu suatu keharusan. Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra: "tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat" dalam pendidikan dikatakan sebagai "long life education"

Karena manusia itu mempunyai rasa kcbersamaan dan belas kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia, maka ketidakmampuan atau kernampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong menolong, bergotong-royong. Apabila sistem ini diangkat ke tingkat organisasi negara, maka negara akan mengatur usaha/perjuangan warga negaranya sedemikian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui pendangan hidup/ideologi yang dianut oleh suatu negara.

Dalam negara yang menganut ideologi liberalisme, kesadaran individu yang lebih berperan untuk membantu individu lain yang kurang/tidak mampu bekerja keras memperoleh penghasilan layak. Jika individu tidak punya kesadaran atau rendah tingkat kesadarannya

untuk membantu yang lain yang kurang/tidak marnpu, maka akan muncul peIjuangan bebas dan persaingan bebas. Manusia yang satu mengeksploitir manusia lain. Misalnya dalarn hubungan kerja, majikan mempekeIjakan buruhnya dengan upah murah tak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkannya, upah tidak mencukupi kebutuhan minimal si buruh.

Sebaliknya, dalam negara yang menganut ideologi komunis, negara yang lebih berperan mengatur usaha/peIjuangan warga negara. Seetiap warga negara hams tunduk dan patuh pada ketentuan yang ditetapkan negara, bahkan dengan paksaan dan kekerasan. Asas kebersarnaan, pemerataan, sarna rata sarna rasa diterapkan dengan ketat Akibatnya justru melanggar keadilan, melanggar hak-hak asasi manusia itu sendiri. Walaupun tujuan ideologi komunis itu adalah kemakmuran warga negara, caranya mewujudkan kemakmuran itu tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Manusia tidak lebih dari alat menciptakan kemakmuran. Padahal manusia itu mahluk ciptaan Tuhan yang punya harkat dan martabat.

 

I.PENGERTIAN KEYAKINAN/KEPERCAYAAN DAN 3 ALIRAN FILSAFAT

Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.

(a) Aliran Naturalisme

Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alarn semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai mahluk tidak marnpu menguasai alarn ini, karena manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha,lberencana tetapi Tuhan yang menentukan .

Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. LaIu mana yang benar ? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.

Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agarna. Ajaran agama itu ada dua macam yaitu :

1. Ajaran agarna dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agama yang dogmatis bersifat mutlak (absolut), terdapat dalarn kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.

2. Ajaran agama dari pemuka-pemuka agarna, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas). Ajaran agarna dari pemuka-pemuka agarna terrnasuk kebudayaan, terdapat dalam buku-buku agama yang ditulis oleh pemuka-pemuka agama. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman.

Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bennula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya Manusia yakin bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan. pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup religius (keagamaan).

Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu bennula dari kekuatan natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya atheisme. Ini disebut pandangan hidup komunis.

(b) Aliran intelektualisme

Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, Mana yang benar menu rut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan tekmlogi. Teknologi adalah a1at bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan hati nurani.

Aka! berasal dari bahasa Arab, artinya kalbu, yang berpusat di hati, sebingga timbul istilah "hati nurani", artinya daya rasa Di Barat hati nurani ini menipis, justru yang menonjol adalah akal yaitu logika berpikir, Karena itu aliran ini banyak dianut di kalangan Barat Di Timur orang mengutamakan hati nurani,yang baik menurut akal belum tentu baik menurut bati nurani.

Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme.Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akallebih ditekankan pada setiap individu. karena itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi tinggi) dapat menguasai individu yang berpikir rendah (bodoh).

(c) Aliran Gabungan

Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuato. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.

Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpildr, sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.

 

K. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK

Manusia pasti mernpunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagairnana kita rnerneperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang rnernperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana rnencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.

Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya rnempunyai langkah-Iangkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan rnempunyai langkah-Iangkah itulah kita dapat rnernperlakukan pandangan hidup sebagai sarana rncncapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-Iangkah itu sebagai berikut :

(1) Mengenal

Mengenal rnerupakan suatu kodrat bagi rnanusia yaitu rnerupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa sctiap rnanusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, rnaka kita dapat mernastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum rnanusia itu belurn turun ke dunia. Adam dan hawalah dalam hal ini yang rnerupakan rnanusia pertama, dan berarti pula rnereka rnempunyai pandangan hidup yang digunakan sebagai pedornan dan yang rnernberi petunjuk kepada rnereka.

Sedangkan kita sebagai mahluk yang bemegara dan atau beragama pasti rnernpunyai pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya Islam, kita mernpunyai pandangan hidup yaitu AI Qur' an, Hadist dan ijmak Ulama. yang rnerupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya.

(2) Mengerti

Tahan kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hid up pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur'an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana Al Qur'an, hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian mempunyai suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam Agama Islam.

Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hid up itu.

(3) Menghayati

Langkah selanjutnya sctelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.

Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengctahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalarnan mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu scndiri.

Yang perlu diingat dalam langkah mengerti dan menghayati pandangan hidup itu, yaitu hams ada. Sikap penerimaan terhadap pandangan hidup itu sendiri. Dalam sikap penerimaan pandangan hidup ini ada dua altematif yaitu penerimaan secara ikhlas dan penerimaaan secara tidak ikhlas.

Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap penerimaan dan hal lain merupakan langkah yang menentukan terhadap langkah selanjumya. Bila dalam mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas, maka langkah selanjutnya akan memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila sebaliknya langkah selanjutnya tidak berguna.

(4) Meyakini

Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kchidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya,

Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam meyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.

Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam tingkah laku. Kita sebagai umat yang beragama Islam yakin bahwa Allah itu mempunyai sifat yang maha dari segala yang diantaranya adalah maha mengetahui. Sifat maha mengetahui ini membuat orang yang meyakininya selalu berbuat baik, Dalam hal ini adalah keyakinan yang sebenar-benarnya, Akan tetapi dalam kasus tertentu ada pula orang yang walaupun meyakini, tetapi karena imannya tipis maka terpaksa melanggar ketentuannya.

(5) Mengabdi

Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.

Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang tua (kedua orang tua). Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oelh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan dalam mengikuti segala perintahnya. Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua. Karena kita dahulu yaitu dari bayi sampai dapat berdiri sendiri tokh diasulmya dan juga kita dididik kepada hal yang baik.

Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita dengan perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Artinya apapun yang menjadi hambatan dan tantangan kita untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu ditumbangkan.

Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian. Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu tentram lebih-lebih bila menghadapi hambatan, tantangan dan sebagainya.

(6) Mengamankan

Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau mayalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu dia telah mengikuti langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang ditempuhnya itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya maka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau lainnya.

Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungldn atau sedikit kemungkinan bila belurn mendalami langkah sebelurnnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.

Misalnya seorang yang beragama Islam dan berpegang teguh kepada pandangan hidupnyaa, lalu suatu ketika dia dicela baik secara langsung ataupun secara tidak langsung, maka jelas dia tidak menerima celaan itu. Bahkan bila ada orang yang ingin merusak atau bahkan ingin memusnahkan agama Islam baik terang-terangan ataupun secara diam-diam, sudah tentu dan sudah selayaknya kita mengadakan tindakan terhadap segala sesuatu yang menjadi pengganggu.

 

 

STUDI KASUS

Setiap orang dalam menjalani hidup dibumi ini pasti memiliki pandangan hidup. Pandangan hidup setiap orang tentu berbeda-beda. Ini disebabkan oleh pengaruh berbagai hal, seperti didikan orang tua sejak kecil, agama yang dianut, lingkungan, dan hubungan sosialnya. Dari berbagai pandangan hidup yang dianut seseorang itu, akan mempengaruhi bagaimana dia menjalani kehidupannya sehari – hari. Jika pandangan hidup yang dianutnya ialah pandangan hidup yang salah, maka tentu akan berakibat tidak baik pada diri orang tersebut.

Bisa saya contohkan, yang contoh ini berkaitan dengan pandangan idup orang Islam. Dalam ajaran Islam, wanita diwajibkan untuk mengenakan jilbab, agar dirinya terlindungi dari pandangan-pandangan yang tidak berhak. Tetapi disaat seorang wanitaIslam berpandangan hidup gaya ala barat, sehingga dia memakai rok mini(tanpa jilbab tentunya Surprised smile). Pastilah wanita itu akan menjadi “objek wisata” yang tentu saja membahayakan dirinya. Sekali lagi bisa dibuktikan hal ini, dengan banyanya kasus perkosaan dilingkungan masyarakat! Nah siapa dong yang salah?tentu saja pandangan hidup wanita itu sendiri. Dia mengabaikan pandangan hidup dasarnya yang telah diajarkan sejak kecil. Dari hal ini pula kita bisa menyimpulkan, bahwa pandangan hidup itu perlu kita perhatikan dan sangat fatal jika kita mengabaikannya. Oh ya, dan tentu saja hal yang saya contohkan ini adalah sebagian kecil dari hal yang bisa saya contohkan.

Oleh karena itu, kita sebagai insan yang berilmu kita harus perdalam diri kita dengan belajar dan belajar, tidak lupa juga mempelajari dan mengkaji pandangan hidup kita selama ini agar dalam kita menjalani kehdupan ini lebih terarah dan lebih bermakna. Amin!

(hendriansyah A R )

 

Sumber

1.http://www.islam-download.site90.net/Pandangan%20Hidup%20Muslim.html
2.http://i474.photobucket.com/albums/rr104/p4tec/246286360_4c1ae80722_o.jpg
3.https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLEoHgls77K3ewkTqmEWyLdqQ97UJb8CGZ4gL-ddpH5fZhQjRsXJOMKcmIWZ_VGI3rcT3mUQbY5Cc3CGKOnvFelitgNf-M6QYz4nxn1cpvn37pRlpNfENHgbgVFTeHyXAYyqv4DDP3tJ1-/s1600/3.jpg
4.http://anfidz.web.id/wp-content/uploads/2009/04/ponari01.jpg

5.http://elearning.gunadarma.ac.id (Ilmu Budaya Dasar seri diktat Gunadarama University oleh Widyo Nugroho dan Achmad Muchji)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar